baznas
BAZNAS Kabupaten Kuningan Resmi Luncurkan Program Kampung Tanggap Bencana (KATANA)
21/12/2024 | HumasBadan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Kuningan secara resmi meluncurkan Program Kampung Tanggap Bencana (KATANA) di Kampung Cibapang, Desa Cileuleuy, Kabupaten Kuningan, pada Sabtu (21/12/2024).
Peluncuran ini dipimpin langsung oleh Ketua BAZNAS Kuningan, Drs. H.R. Yayan Sofyan, MM, didampingi oleh BPBD Kuningan, pemerintah desa, serta masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS Kuningan menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya peluncuran program ini.
"Alhamdulillah, selama delapan hari, tim BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) telah mendampingi masyarakat dan memberikan berbagai edukasi melalui modul materi yang telah disusun. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan saat menghadapi bencana," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian BAZNAS melalui lembaga programnya, BTB, untuk berpartisipasi dalam penanganan bencana di Kabupaten Kuningan.
"Tentu, harapan kami adalah masyarakat mampu menerapkan langkah-langkah strategis yang telah diberikan. Meskipun kita tidak mengharapkan terjadinya bencana, antisipasi dan kesiapsiagaan tetap harus dipersiapkan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cileuleuy dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS Kuningan atas pelaksanaan Program KATANA di desanya.
"Kehadiran program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam mengenali risiko bencana, meningkatkan kesadaran, dan memperkuat kemampuan warga untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana di masa depan," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa Program KATANA diharapkan dapat memberikan dampak positif melalui pelatihan dan simulasi yang dirancang untuk mengurangi risiko bencana.
Dengan adanya kolaborasi antara BAZNAS, BPBD, dan masyarakat, Kepala Desa optimis Desa Cileuleuy dapat menjadi desa yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan bencana.
Peluncuran Program KATANA ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat setempat yang antusias mengikuti berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari sosialisasi, pengkajian risiko bencana, pembuatan peta ancaman dan evakuasi, hingga pengembangan sistem peringatan dini yang ditutup dengan simulasi penanganan bencana.
Langkah ini diharapkan menjadi model kolaborasi yang efektif antara lembaga pemerintah, masyarakat, dan organisasi lainnya dalam mendukung pengurangan risiko bencana di tingkat desa.
